Komunitas ODOJ (One Day One Juz) adalah sebuah komunitas pecinta Al-Quran yang berupaya agar masyarakat Muslim Indonesia mau membiasakan diri untuk membaca Al-Quran setiap harinya, dengan target satu juz setiap harinya. Apakah bisa dilakukan? Bisa. Komunitas yang telah berbadan hukum ini memberikan rumus sederhana, yaitu memaksa diri sendiri, berteman dengan orang shalih, dan bergabung dengan komunitas Al-Quran.
Pada hari Sabtu 10 April 2021, pukul 09:00-12:00, Komunitas ODOJ mengadakan acara Tarhib Ramadhan dengan mengambil tema “Mengetuk Pintu Langit, Membuka Pintu Rejeki” yang menghadirkan pembicara kunci Riza Zacharias, Founder & Chairman Syaamil Group. Acara yang disiarkan secara online di aplikasi zoom itu pun dipandu oleh Ustadz Bakat Setiaji (Ketua Umum Komunitas ODOJ) dan Aditya Vidyantara (Ketua ODOJ Prov. Sumut).
Selaku chairman dari Syaamil Group, Pak Riza bercerita bagaimana perjalanan beliau dalam menggerakkan perusahaannya. Salah satu titik baliknya adalah saat menunaikan ibadah haji bersama keluarganya. Sepulangnya dari tanah suci, dirinya dikejutkan oleh kenyataan bahwa perusahaannya sudah tidak memiliki uang sama sekali. Karyawan kelas manajer ke atas bahkan belum mendapatkan haknya.
Sisi manusianya ingin marah, tetapi ia tersadar dan berkata dalam hati, “Ya Allah, padahal kemarin saya berdoa agar perusahaan ini berjalan baik-baik saja. Namun Engkau langsung menegur bahwa ternyata saya telah memimpin perusahaan ini dengan kacau balau.” Pada saat itulah Pak Riza langsung bertobat dengan sungguh-sungguh. Langkah terpenting yang diambilnya adalah meninggalkan riba.
Langkah tersebut adalah proses pertobatannya yang pertama. Lalu dilanjutkan dengan pertobatan kedua, yaitu membuat peraturan perusahaan yang sesuai dengan Al-Quran. Misalnya saja untuk para direksi harus bisa melaksanakan program ODOJ. Beberapa peraturan lainnya adalah bahwa ide tidak boleh digunakan jika keluarnya saat di kamar mandi atau didapat saat sedang shalat.
Jadi, apakah salah jika ia berbisnis dengan dasar Al-Quran? Allah Maha Sempurna yang sudah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, dalam segala hal. Termasuk berbisnis. Dalam berdoa, Rasulullah saw. bahkan meminta Firdaus sebagai tujuan surganya. Berdasarkan hal itu, Pak Riza pun berusaha untuk meminta yang terbaik dalam berdoa. Termasuk berdoa agar mendapatkan karyawan yang terbaik dan saleh/salehah.
Ia memberikan perumpamaan bagaimana kulit sapi/domba bisa dijadikan makanan dorokdok atau kikil. Harganya tidak terlalu mahal. Akan tetapi jika kulit itu disamak kemudian ditulis kaligrafi maka nilainya akan menjadi jauh lebih tinggi. Itulah bagaimana Al-Quran di tangan manusia. Ada yang memuliakannya dan ada yang tidak memedulikannya. Maka bersyukurlah kita dengan siapa dan di mana kita.
Sebagai karyawan Syaamil, sebagai ODOJ-er, atau sebagai apapun peran kita di dunia ini, maka tetaplah hidup dalam kebaikan. Itu semua adalah nikmat dari Allah yang harus disyukuri. Bagaimana jika nikmat itu kemudian dicabut? Naudzubillah min dzalik. Al-Quran adalah sahabat sejati yang akan terus menemani hingga hari Akhir nanti. “Al-Quran akan menerangi alam kuburmu, akan menemani hingga kalian semua masuk ke dalam surga-Nya.”
Apakah bisa manusia berbisnis dengan landasan Al-Quran? Bisa. Lihatlah para sahabat Rasulullah saw. yang berbisnis. Mereka setelah berhijrah tidak ada satu pun yang bangkrut dalam bisnisnya. Abdurrahman bin Auf bahkan berusaha miskin, tetapi tidak pernah bisa. Kalaupun harta mereka habis, rata-rata karena diinfakkan, bukan karena bangkrut. Konsep bisnisnya pun sederhana, yaitu tidak berbisnis dengan sesuatu yang haram dan tidak bersentuhan dengan riba.
Mereka semua bertakwa. Dan hal itu sudah dijanjikan Allah Swt. bahwa Muslim yang memilih jalan jakwa akan diberi petunjuk, akan dijauhi dari kesalahan/maksiat, dan diampuni segala dosa.[]