Ust. Ardiansyah | Syaamil Group | Syaamil Quran

Pada hari Jumat, 16 April 2021 / 04 Ramadhan 1422 H, Kajian Islam Intensif yang dilaksanakan selama satu jam (pukul 08:00 – 09:00) menghadirkan Ustadz Ardiansyah Ashri Husein. Beliau adalah pengasuh Ngaji Turats dan Founder Indonesia Sharia Consulting Center (ISCC). Bukan kebetulan juga kalau beliau adalah Sharia Advisor dari Syaamil Group dan dalam program KII ini mengambil tema 5 Tips Mendesain Ramadhan.

Musyarathah

Tips pertama adalah dengan menetapkan target atau merancang bagaimana agar Ramadhan ini harus lebih baik daripada Ramadhan yang lalu. Orang Mukmin itu harus berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menetapkan targetnya. Namun yang harus diprioritaskan adalah utamakan yang wajib seperti shalat fardhu dan zakat fitrah, baru setelah itu ibadah yang sunah. Atau jika ada beberapa ibadah sunah, maka lakukan ibadah yang paling utama dulu atau paling tinggi nilainya.

Sebagai contoh shalat Tahajud, dimana Rasulullah saw. tidak pernah meninggalkan ibadah ini sampai akhir hayatnya. Shalat sunah Rawatib juga lebih utama jika dibandingkan dengan shalat Tarawih. Bagi muslimah juga begitu, bahwa menutup aurat itu jauh lebih penting daripada sunah-sunah lainnya. Perhatikan juga ibadah non-ritual (ghairu mahdah) seperti hubungan yang harmonis antar anggota keluarga dan hubungan sosial dengan masyarakat/dunia kerja.

Mu’ahadah

Tips kedua adalah berjanji atau berkomitmen. Berjanji pada diri sendiri maupun kepada Allah Swt. agar bisa melakukan target yang sudah dirancang. Para ulama menyarankan agar mu’ahadah ini ditulis, tujuannya agar tidak lupa. Bisa juga dengan cara berpartner atau berkomunitas agar bisa saling menyemangati demi tercapainya target di atas. Bisa dengan pasangan yang sah atau menggunakan aplikasi tertentu.

Mujahadah

Tips ketiga adalah bersungguh-sungguh, sebagai upaya untuk mengimplementasikan yang sudah dirancang di atas. Sebagai contoh bahwa waktu Ramadhan itu dibagi menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga. Tiap-tiap bagian waktu itu seharusnya membuat Muslim agar bisa menjadikannya sebagai patokan atau titik untuk meningkatkan nilai ibadahnya.

Allah Swt. sesungguhnya mencintai hamba-Nya yang tekun dalam beribadah dan bekerja. Maka beramallah seolah-olah itulah amal saleh yang terakhir. Pada saat di pagi hari, jangan pernah sampai menunggu sore. Saat sudah di sore hari, jangan pernah menunggu sampai pagi. Malaikat Jibril pernah berdoa, “Celakalah orang-orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan tetapi dirinya tidak mengoptimalkan diri dalam mengisinya.”

Muhasabah

Tips keempat adalah introspeksi atau evaluasi. Caranya bagaimana? Bisa dengan membuat checklist pada daftar yang telah dibuat. Atau bisa juga dengan merenung atau mengingat-ingat ibadah apa saja yang sudah dilakukan. Cari cara yang paling mudah. Evaluasilah diri kalian sebelum dievaluasi oleh Allah Swt. Muhasabah ini juga bisa dengan cara berpartner dengan pasangan, saudara, atau sahabat.

Mu’aqabah

Tips kelima atau terakhir adalah memberi sangsi atau hukuman. Misal ternyata di ujung Ramadhan ada target yang tidak tercapai, maka bisa dengan menggantinya sesegera mungkin. Jadi kekurangannya harus segera dipenuhi agar tidak ada hutang. Rasulullah saw. bahkan pernah meng-qadha shalat qabliyah Subuh karena kesiangan. Beliau sampai meminta Bilal untuk azan meski matahari sudah tinggi, lalu shalat rawatib setelahnya, dan setelah itu Bilal pun iqamah.

Dalam rangka mengoptimalkan bulan Ramadhan, para sahabat mempersiapkan diri dengan cara bersuka cita (bahkan dari enam bulan sebelumnya), meluruskan niat, membersihkan hati dan perbanyak istighfar, membuat target Ramadhan terbaik, azzam yang kuat, meninggalkan hal-hal yang melalaikan, prioritas dalam ibadah, bercita-cita bertemu Lailatul Qadar, menjaga shalat dan memelihara kualitasnya, serta berdoa di waktu-waktu mustajab.

Baca juga :

Kick Off Pesantren Keluarga Ramadhan

Selain itu, terdapat 10 aktivitas Ramadhan yang bisa masuk ke dalam dimensi pribadi, keluarga, dan sosial. Sepuluh aktivitas yang dimaksud adalah puasa, shalat fardhu & sunah, membaca Al-Quran, shalat tarawih, zikir-doa-istighfar, sedekah & solidaritas sosial, itikaf & lailatul qadr, dakwah & amal soleh, zakat fitrah, serta maksimal di dunia pekerjaan/profesi. Sepuluh aktivitas ini seharusnya menjadi prioritas bagi seorang Muslim.

Sebagai tambahan, ada peserta KII yang bertanya tentang Tarawih dan cara mendapatkan malam Lailatul Qadr. Tarawih berasal dari asal kata ‘membuat nyaman’. Dinamakan Tarawih karena pada saat itu mereka shalat dengan bersungguh-sungguh dan beristirahat setiap 4 rakaat. Shalat Tarawih adalah shalat malam yang hanya ada di bulan Ramadhan. Lalu bagaimana dengan jumlah rakaatnya yang berbeda-beda?

Pendapat mayoritas para ulama adalah shalat Tarawih itu bisa dikerjakan sebanyak 20 rakaat. Imam Malik berpendapat bahwa shalat Tarawih itu harus dikerjakan sebanyak 36 rakaat. Ulama kontemporer berpendapat bahwa shalat Tarawih itu harus dikerjakan sebanyak 8 rakaat. Silakan pilih mana yang terbaik dan sebaiknya disesuaikan dengan lingkungan di sekitar rumah. Dan semuanya itu kemudian ditambah dengan shalat Witir 3 rakaat.

Rasulullah saw. sendiri berstrategi agar beliau bisa mendapatkan malam Lailatul Qadr. Strategi yang dimaksud adalah dengan (1). Mengikat ikat pinggang yang maknanya tidak bergaul dengan pasangan, mengurangi makan, dan tidak berleha-leha; lalu (2). Menghidupkan malam dengan berbagai ibadah seperti shalat dan membaca Al-Quran; dan (3). Membangunkan keluarganya agar bisa beribadah secara bersama-sama.[]

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x