Percetakan Al-Quran | Syaamil Quran | Wisata Quran

Willam Nasution, produser lapangan CNN Indonesia, begitu takjub saat melihat dari dekat proses percetakan Al-Quran yang ada di kota Bandung. Apalagi ada bagian-bagian dari prosesnya yang dikerjakan secara manual dan membutuhkan keahlian khusus, salah satunya adalah di bagian Quality Control (QC) yang dikerjakan oleh Fatah Indrawijaya. “Ternyata ada, lho, orang yang kerjanya seperti ini,” bisiknya sendiri.

Ya, apa yang dilakukan oleh Fatah memang tidak biasa dan jauh dari pekerjaan yang umumnya sering dilihat. Bisa jadi kita sendiri pun tidak pernah membayangkannya. Ia bertugas memeriksa lembaran Al-Quran berukuran plano dengan target 3.000 lembar dalam waktu satu jam. Wow! Bayangkan saja, 50 lembar dalam waktu satu menit atau sekira satu lembar per detik. Apa yang diperiksanya?

Secara umum, tugas Fatah adalah memastikan lembaran Al-Quran yang diperiksanya tidak ada yang salah cetak. Misalnya saja ada warna cetakan yang pudar, kertas yang berbayang, atau bahkan ada tinta yang ‘mbleber‘. Meski sudah dilakukan oleh QC mesin cetak, tetapi selalu saja ada yang lolos. Tugasnya memang tampak ringan, membuka lembaran kertas Al-Quran ukuran plano dengan kecepatan sekira satu lembar per detik.

Namun ketajaman matanya selalu bisa menangkap kejanggalan, dan saat diperiksa lebih detail ternyata memang ada kesalahan yang telah disebutkan di atas. Saat ditanya oleh Willam, Fatah menjawab, “Karena sudah terbiasa saja. Kalau dulu saat awal-awal kan masih belajar.” Ya, ia sudah menggeluti pekerjaannya selama tiga tahun. Dan selama itu pula kehidupan spiritualnya berubah, terutama saat berinteraksi dengan Al-Quran.

Proses pencetakan Al-Quran memang melalui jalan yang panjang. Setelah diproses di bagian pracetak yang mencakup konsep, legalitas oleh lembaga tahshih, layout, desain kaver, hingga editing, maka file digital Al-Quran sudah siap dicetak. File tersebut kemudian dijadikan plat, lalu menjadi master untuk dicetak dengan mesin yang berkapasitas 10.000 lembar per jam. Setiap 50 lembar akan diperiksa oleh QC.

Ada Apa di Bagian Percetakan Al-Quran?

Pada proses percetakan, ada salah satu adab yang tidak boleh dilupakan oleh semua karyawan yang berada di area ini, yaitu berwudhu. Meski mushaf yang ada belum berbentuk seperti mushaf utuh, tentu penanganannya haruslah baik dan benar. Meski berupa lembaran, tetap harus ditangani dengan tubuh yang suci karena Al-Quran diturunkan pun secara bertahap. Bagi pekerja wanita juga digunakan kerja rolling, terutama bagi yang sedang haidh.

Oya, kertas plano yang akan dicetak sebelumnya dipotong dulu menyesuaikan ukuran cetakan. Setelah lolos QC mesin, hasil cetakan diperiksa lagi oleh QC khusus dimana Fatah bertugas. Di sini pengerjaannya dilakukan secara manual dengan kecepatan satu lembar perdetik. Ini dikarenakan belum ada mesin yang melakukannya. Sekali lagi, mata dan tangan manusia yang diciptakan oleh Allah Swt. masih efektif dan lebih baik dari mesin.

Wisata Quran | Kampung Wisata Al-Quran | Quality Control

Lembaran kertas Al-Quran kemudian dimasukkan ke dalam mesin pelipatan, dan biasanya sudah terbagi menjadi beberapa katern. Satu katern biasanya berisi 32 halaman Al-Quran ukuran A4 dan satu mushaf Al-Quran terdiri atas 20 katern, jadi total ketebalan Al-Quran adalah 640 halaman. Setiap katern kemudian dikirimkan ke bagian mesin penyusunan. Katern 1 diletakkan di Mesin 1, Katern 2 diletakkan ke Mesin 2, dan seterusnya.

Kalau semua mesin sudah terisi dengan katern yang sesuai, maka mesin akan bekerja menyusun satu mushaf Al-Quran sesuai katernnya. Hasil penyusunan yang benar adalah adanya garis diagonal yang tertera pada punggung mushaf. Langkah berikutnya adalah mesin jahit yang mengikat semua katern itu agar tidak terlepas, dilanjut pemasangan siblat, pengepresan, dan blok lem. Hasilnya dipotong kembali agar lebih rapi.

Proses berikutnya adalah QC setengah jadi, dilanjut pemasangan merchandise seperti pita pembatas. Pita ini ditempel selotip kertas pada bagian punggungnya. Lalu masuk ke mesin pilang yang tampak seperti memijit punggung kertas. Tujuannya adalah agar tiap-tiap halaman kertas mudah dibuka. Untuk kaver sendiri dibuat secara khusus karena melibatkan penggunaan kertas karton dan proses emboss dll.

Baca juga :

Memahami Makna Takwa

Kaver yang sudah jadi bakal di-assembling dengan isi mushaf yang sudah di-pilang, hasilnya adalah mushaf Al-Quran yang sudah hampir sempurna. Tahap berikutnya adalah QC terakhir. Di sinilah tampak terlihat adanya beberapa proses QC karena sebuah mushaf Al-Quran haruslah sempurna ketika sudah berada di tangan pembacanya. Jika sudah lolos, maka mushaf akan dikemas dan siap disebarkan.

Ternyata begitu panjang dan melelahkan ya proses pembuatan mushaf Al-Quran dari awal hingga sampai ke tangan kita semua. Ada ratusan pekerja yang terlibat di dalamnya dan semoga setelah mengetahuinya, kita menjadi lebih menghargai pada mushaf yang sedang kita pegang. Syaamil Group adalah Spiritual Enterprise yang fungsinya bukan semata-mata sebagai entitas bisnis tetapi juga sebagai bagian dari dakwah. Parameternya adalah membumikan Al-Quran dan menghidupkan Sirah.[]

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x