Alhamdulillah pada hari Kamis, 03 Juni 2021, kantor Syaamil Group kedatangan tamu istimewa. Beliau adalah Ustadz Luqmanulhakim yang menyengajakan diri mendatangi Bandung dari Pontianak. Pucuk dicinta ulam pun tiba, maka Pak Riza Zacharias langsung mendaulat beliau untuk mengisi kajian Kultum Bakda Zuhur di Masjid Syaamil. Tema yang diangkat adalah berkaitan dengan ilmu.
“Rabbisy rahlii shadrii wa yassirlii amrii wahlul uqdatan-mil-lisaani yafqahuu qawlii.” Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Agar mereka mengerti perkataanku. (QS Thaha, 20: 25-28) ~ Ini adalah doa yang dipanjatkan Nabi Musa as. saat berhadapan dengan Firaun.
Hari ini ada agama baru dengan jumlah pengikut begitu banyak. Agama baru itu bernama untung-rugi. Pahamnya adalah duitisme. Orang-orangnya atau pelakunya bernama kaum marginal. Artinya mereka itu kalau ada margin baru kenal. Kalau ada keuntungannya baru mau kenalan. Bisa jadi kaum marginal itu adalah diri kita sendiri. Hanya mau bersyukur atau dekat dengan Allah Swt. kalau diberi rezeki, tetapi tidak sebaliknya. Naudzubillah.
Allah Swt. berfirman dalam QS Ar-Ra’d (13) ayat 11 yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Jadi kalau harus ada yang mau diubah atau diperbaiki jika ada kesalahan, maka diri kita sendiri. Bukan orang lain. Kebodohan yang sangat bodoh adalah ketika diri kita menyalahkan orang lain. Kalau menyalahkan orang lain, itu namanya SOSKS atau Semua Orang Salah Kecuali Saya.
Virus SOSKS ini begitu luar biasa hingga bisa menyerang siapa saja. Wajar jika kemudian pepatah gajah di pelupuk mata tidak tampak tapi kutu di ujung pulau, kok, nampak. Orang-orang marginal ini, pada hari ini, dengan segala caranya akan melakukan apapun untuk mendapatkan profit/keuntungan. Al-Quran adalah sebuah kitab/buku yang seharusnya dibuka terus. Ujian kehidupan itu sudah seharusnya bersifat open book, tetapi manusia itu terlalu pintar sehingga tidak mau buka buku/kitab.
Baca juga :
Kick Off Pesantren Keluarga Ramadhan
Ust. Luqmanulhakim pun berkelakar, “Botak depan itu katanya banyak mikir, sedangkan botak belakang itu katanya pintar. Nah, kalau ada orang yang botaknya di depan dan belakang itu artinya dia pikir dia pintar. Lalu bagi orang yang tidak botak bagaimana? Ya sudah tidak mikir, tidak juga pintar.” Jadi kalau ada apa-apa, cobalah untuk open book. Buka Al-Quranmu. Sekarang lihat Firman Allah QS Al-Fajr (89) ayat 15, “Maka ada pun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia pun berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku.'”
Untuk urusan makan, level pertama itu adalah ‘makan atau nggak’. Level berikutnya adalah ‘makan apa’. Level berikutnya adalah ‘makan di mana’. Level berikutnya lagi adalah ‘makan dengan siapa’. Hingga akhirnya di level terakhir adalah ‘siapa yang kita makan’. Manusia itu sifatnya gak pernah puas. Selalu mencari lebih. Selalu mencari untung. Oleh karena itu bisa jadi kita semua ini adalah kaum marginal. Ada margin, baru mau kenal. Kita diberi kenikmatan maka kita mengakui bahwa Allah itu Mahabaik.
Padahal pada ayat 16-nya disebutkan, “Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah menghinaku.'” Sungguh bahwa kekayaan itu bukan kemuliaan dan kemiskinan itu pun bukan kehinaan. Kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Allah bagi hamba-hamba-Nya. Deklarasi syahadat adalah rasa berserah diri kita seutuhnya akan ketetapan Allah Swt. Mau jadi orang kaya ataupun jadi orang miskin. Makna rezeki yang baik bukanlah dari kacamata manusia, tapi dari kacamata Allah.
Banyak hal yang terjadi pada kehidupan kita itu tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Kalau ada yang mempertanyakan kenapa hal ini bisa terjadi, maka jawaban yang tepat adalah, “Karena kita bukan Tuhan.” Allah itu Maha Memperluas dan Maha Mempersempit. Allah Maha Berkehendak atas hamba-bamba-Nya. Kita tidak punya pilihan. Jika jalan kita ujungnya adalah sampai ke kantor Syaamil Group ini, perusahaan yang mencetak Al-Quran, maka sudah seharusnya kita bersikap lebih Qurani dibanding mereka di luar sana.
Mari kita berdoa bersama,
Ya Allah beri kami ilmu agar bisa membaca Al-Quran dengan benar
Ya Allah beri kami ilmu agar bisa memahami Al-Quran dengan benar
Ya Allah beri kami ilmu agar bisa mengamalkan Al-Quran dengan benar
Semoga kita semua menjadi orang yang ‘hamilul Quran‘. Orang yang membawa Al-Quran kemana-mana. Orang yang berakhlak Al-Quran. Orang yang lebih Qurani dibanding orang di luar sana. Ingat, keberadaan kita di Syaamil Group ini akan dipertanggungjawabkan nantinya. Apa yang sudah kau dapatkan saat membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Quran selama bekerja di perusahaan yang mencetak Al-Quran?