
Alhamdulillah sudah dipertemukan kembali dengan hari Jumat yang insya Allah memberikan keberkahan pada kehidupan kita semua. Kajian Islam Intensif (KII) pada tanggal 13 Agustus 2021 atau yang bertepatan dengan tanggal 4 Muharram 1443H kali ini menghadirkan KH. Jalaluddin Asy-Syatibi yang akan membawakan tema tentang bagaimana sikap seorang Muslim dalam menghadapi kehidupan duniawi.
Ada 5 (lima) sikap seorang Muslim yang harus dilakukan, yaitu selalu memanfaatkan waktu, tidak pernah mengeluh, memperkuat kesabaran, berupaya meridhai ketentuan dan diridhai Allah Swt., serta bertekad dan berjuang untuk menjadi manusia bersyukur. Ada benang merah dari kelima poin di atas, yaitu sabar, ikhlas, dan syukur. Di sinilah indah dan nikmatnya menjadi seorang Muslim.
Poin pertama adalah selalu memanfaatkan waktu. Muslim yang baik tidak pernah menyia-nyiakan apapun yang ada dalam kehidupannya, apalagi waktu. Allah Swt. bahkan sampai bersumpah ‘Demi Masa’ di surah yang ke-103. “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS Al-Hasyr, 59: 18)
Poin kedua adalah tidak pernah mengeluh. Manusia memang makhluk yang lemah, apalagi kalau hidupnya berada pada titik terendah. Jika ingin mengeluh, mengadulah kepada Allah Swt. “Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat.” (QS Al-Ma’arij, 70: 19-22)
Poin ketiga adalah memperkuat kesabaran. “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.” (QS Ali-Imran, 3: 200) – Sabar memang tidak mudah, tetapi harus menjadi sifat ‘ajeg’ bagi seorang Muslim. Definisi sabar itu terbagi menjadi, 1) Menahan diri dari marah dan dendam; 2) Menahan lisan dari keluh kesah; dan 3) Menahan anggota tubuh dari segala bentuk maksiat/penyimpangan.
Ingatlah akan janji Allah kepada orang-orang yang mau bersabar. “Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS Az-Zumar, 39: 10) – Bagi seorang Muslim: bersabarlah dalam ibadah dan ketaatan, sabar dalam berdakwah (mengajak kebaikan), sabar (menahan diri) dari kemaksiatan, sabar dalam menjaga hubungan sesama manusia, sabar ketika ditimpa musibah, dan sabar dalam berjihad.
Poin keempat adalah berupaya meridhai ketentuan Allah, termasuk juga harus diridhai-Nya. “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang-orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS Al-Bayyinah, 98: 8)
Kesabaran itu merupakan buah dari takut kepada Allah. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling takut kepada Allah di antara kalian.” Manusia tidak boleh takut kepada selain Allah. Takut yang dimaksud adalah 1) Takut akan azab/siksaan Allah; 2) Takut tidak diberikan ampunan; 3) Takut tidak diterimanya amal; dan 4) Takut su’ul khatimah alias akhir hidup yang tidak baik.
Poin kelima adalah bertekad dan berjuang untuk menjadi manusia bersyukur. Allah Swt. sudah menjelaskan ini semua di dalam ayat-ayat-Nya. “Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS Al-Baqarah, 2: 243) – “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim, 14:7)
Sebagai penutup, untuk menjadi Muslim yang bersyukur maka harus memahami Rukun Syukur. Rukun menurut ajaran Islam merupakan hal pokok/dasar yang tidak boleh ditinggalkan, misalnya saja seperti membaca Al-Fatihah di dalam shalat. Rukun Syukur itu adalah 1) Tunduk dan patuh kepada Allah; 2) Makin cinta kepada Allah; 3) Memuji dan menceritakan hanya kepada yang berhak dan proporsional; 4) Pengakuan diri atas nikmat yang diberikan; dan 5) Tidak menyalahgunakan nikmat.[]