Tetap Produktif | Abdurrahman Yuri | A Deda | Kajian Islam Intensif

Jumat, 20 Agustus 2021, DKM Asy-Syaamil menyelenggarakan Kajian Islam Intensif (KII) bersama Ust. H. Abdurrahman Yuri yang akrab dipanggil A Deda. Beliau menyampaikan tema Tetap Produktif di Masa Pandemi dengan latar belakang makin banyaknya orang yang turun semangatnya. A Deda pun mengatakan bahwa yang mengkhawatirkan itu adalah melemahnya iman, melemahnya ilmu, melemahnya imun, dan melemahnya etos kerja.

A Deda mengingatkan kembali bahwa bekerja itu adalah sarana untuk menggugurkan dosa. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani, “Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah atau letih) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” Jadi, sungguh beruntunglah kita yang masih diberikan rezeki berupa kesehatan dan pekerjaan. Sementara di luar sana, jumlah orang yang menganggur terus bertambah.

“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kekhawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Dan bagi seorang Muslim, kata kuncinya dalam menjalani hidup ini hanya dua, yaitu bersabar dan bersyukur. “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR Muslim)

Orang yang bersyukur adalah orang yang tahu bagaimana caranya menikmati hidup. Pada saat diberi kenikmatan, maka ia akan bersyukur. Bentuk rasa syukurnya bisa dengan cara berbagi. Pada saat diberi cobaan, ia pun tetap bersyukur. Bentuk rasa syukurnya adalah dengan bersabar. Begitu pula saat bekerja, ia akan terus untuk bersyukur. “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS Saba’, 34: 13)

Jabir ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Seluruh perbuatan baik merupakan sedekah.” (HR Bukhari) ~ Hadits ini menjelaskan bahwasanya sedekah di mata syari’at bukan hanya terbatas pada harta, tetapi seluruh perbuatan baik (segala perbuatan kebaikan) juga merupakan sedekah. Nah, salah satu dari kebaikan itu adalah dengan bekerja karena selain menguntungkan perusahaan, bekerja juga akan mendatangkan kebaikan pada keluarganya sendiri.

Berdasarkan kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, Imam Nawawi mengungungkapkan bahwa para ulama telah sepakat kalau keluarga menjadi orang yang paling utama untuk mendapatkan sedekah. Hal ini didasari oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudri. Rasulullah saw. memberikan petuah kepada kaum wanita untuk bersedekah. “Wahai para wanita sekalian, bersedekahlah! Sebab aku itu melihat mayoritas dari kalian adalah penghuni neraka!”

Zainab, istri Abdullah bin Mas’ud, lalu mendatanginya, “Ya Rasul. Ini saya punya perhiasan. Saya ingin menyedekahkan barang milikku ini. Namun Ibnu Mas’ud (suamiku) mengira bahwa dia dan anaknya lebih berhak saya kasih sedekah daripada orang lain.” Rasul pun menegaskan, “Memang benar apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud itu. Suami dan anakmu lebih berhak diberikan sedekah daripada orang lain.” (HR Bukhari)

Sebagai penutup, bekerja juga jadi sarana untuk dapat menerapkan sifat-sifat wajib Rasulullah saw. yaitu Siddiq, Amanah, Fathanah, dan Tabligh. Siddiq artinya adalah jujur atau berkata benar. Amanah artinya adalah bisa dipercaya dan menjalankan sebaik mungkin apa yang diamanatkan atau dipercayakan kepadanya. Fathanah artinya adalah cerdas atau pandai. Sedangkan Tabligh artinya adalah menyampaikan. Oleh karena itu, bekerjalah dengan baik dimanapun Anda bekerja.[]

Baca Juga: Tetap Produktif di Masa Pandemi (Bagian 2)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x