ARRK | Ada Rasulullah di Rumah Kami | Abah Ihsan

Abah Ihsan. Nama lengkapnya Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari. Adalah seorang motivator dan fasilitator pendidikan orangtua yang telah menyebarkan ‘virus’ bagaimana menjadi orang tua shalih ke seluruh Indonesia dan beberapa negara. Ia kemudian menggagas gerakan 1821, yakni kumpul bersama keluarga pada pukul 18.00 hingga 21.00, sekaligus pendiri Auladi Parenting School.

Abah Ihsan tidak dikenal hanya sebagai motivator bagi para orangtua, tetapi juga sebagai contoh bagaimana ia selalu menyediakan waktu bersama anak-anaknya. Jadwalnya memang penuh tetapi itu hanya dilaksanakan pada hari Sabtu dan Ahad, sehingga ia masih memiliki banyak hari yang dimanfaatkan untuk bersama anak-anak. “Orangtua harus punya skill dalam mendidik anak,” tegasnya.

Memiliki anak yang shalih adalah dambaan setiap orangtua. Namun menurutnya, agar memiliki anak yang shalih, maka orangtua harus menjadi shalih terlebih dahulu. Abah Ihsan membeberkan tujuh resepnya, yaitu pola asuh yang seperti apa, kekompakan orangtua, belajar bersama, membuat jurnal, brainstorming, evaluasi berkala, dan jangan lupa untuk merayakan keberhasilan sekecil apa pun.

Untuk menuju keluarga yang diharapkan dan didambakan, tentunya dibutuhkan beberapa metode pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah dengan media buku dan perangkat yang mendukungnya. Namun cara ini bisa berhasil jika ada kerjasama yang baik antara orangtua dan anak-anak. Peran orangtua yang aktif tentu diharapkan oleh Abah Ihsan agar perkembangan anak-anak semakin baik.

Buku Ada Rasulullah di Rumah Kami

Suatu hari Shabaz ingin dibacakan buku cerita oleh Abah. Saat yang bersamaan, Syakura meminta tolong pada abangnya untuk membantunya menyusun puzzle. Shabaz tidak mau karena sedang asyik dibacakan buku cerita hingga akhirnya Syakura menangis. Abah pun menengahi, “Bagaimana kalau habis baca, Abang bantu Adik?” Shabaz setuju.

Syakura bertanya mengapa abangnya itu suka dibacakan cerita. Shabaz berkata bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan, sekaligus membuat kita pintar. “Membaca juga bagian dari belajar, seperti yang diajarkan Rasulullah,” kata Abah menambahi. Shabaz dan Syakura kemudian dibacakan cerita oleh Abah. Setelah selesai, mereka berdua langsung menyusun puzzle bersama-sama.

Kisah di atas diambil dari salah satu buku Abah Ihsan yang berjudul “Aku Senang Belajar” dari sepuluh buku. Semua itu merupakan paket buku Ada Rasulullah di Rumah Kami (ARRK) yang diambil dari pengalaman Abah Ihsan saat berinteraksi dengan keluarganya. ARRK adalah produk eksklusif dari Sygma Daya Insani (SDI) yang kontennya disampaikan dengan gaya bercerita mengasyikkan.

Baca juga:

ARRK: Meneladani Empat Sifat Rasulullah

Abah, Umi, Shabaz, dan Syakura berdiskusi tentang aktivitas sehari-hari dengan meneladani sifat-sifat Rasulullah saw. Wah, hebat ya. Selain buku Aku Senang Belajar, juga ada buku tentang kejujuran, tentang kebersihan, sifat amanah, sifat malu kalau berbuat buruk, tentang rendah hati, tentang kesabaran, tentang hidup sederhana, kebiasaan meminta izin, dan berkata baik.

Ada delapan keunggulan dari buku berukuran 18 x 18 cm dan menggunakan jenis kertas board ini, yaitu bahasa yang digunakan mudah dipahami anak-anak, ilustrasi menggunakan warna-warna cerah, buku bisa dibaca manual dan digital, ada aplikasi untuk mengakses konten digital sehingga bisa dibaca melalui gawai, ada konten video book, ada audio book, ada interactive book, dan ada story telling-nya.

Tidak hanya aplikasi digibook, produk ARKA ini juga dilengkapi dengan dua buah permainan Asmaul Husna dan Parent Guide yang membantu serta memudahkan orangtua. Jadi, tidak ada alasan bagi orangtua untuk tidak bisa mendidik anak-anaknya menjadi seperti yang diharapkan, yaitu meneladani sifat-sifat Rasulullah saw. karena sudah ada buku Ada Rasulullah di Rumah Kami.[]

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x