Rabu, 8 Desember 2021, pukul 16:00, Majelis Taklim Masjid Al-Qaf mengadakan Kajian Bersama Syaamil Group dengan menghadirkan Riza Zacharias, owner Syaamil Group, yang mengambil tema BAPER. Baper adalah istilah bahasa anak sekarang yang menjelaskan tentang perasaan seseorang yang mudah emosi (terbawa perasaan). Baper ada sisi positif dan sisi negatifnya. Sementara ini abaikan dulu baper yang positif karena manfaatnya pasti menyenangkan.
Nah, baper negatif inilah yang akan dibahas. Baper negatif itu tidak hanya menyerang emosi, tetapi juga fisik sehingga dapat mengakibatkan alergi, sakit liver, dan seterusnya. Luar biasa, ya. Efek baper bahkan bisa menimbulkan stres di tempat kerja, sehingga otomatis akan menurunkan tingkat produktivitas seseorang.
Memang, manusia itu makhluk multidimensi, multiperan, dan multiinteraksi. Manusia itu tidak hanya sebagai hamba Allah Swt, tetapi juga sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, memiliki status tertentu, dan juga profesi masing-masing. Terlihat sibuk sekali ya, tetapi ternyata masih tidak apa-apanya jika dibandingkan dengan Rasulullah saw.
Beliau adalah kepala keluarga yang sekaligus menjadi pemimpin umat. Namun dalam perjalanan hidupnya, beliau dituduh tukang sihir, dituduh gila, diundang ke Thaif tetapi malah dihinakan, dilempari kotoran, dicaci-hina oleh pengemis Yahudi, serta difitnah melalui isu Aisyah dan Zainab binti Jahsyi. Apa yang beliau lakukan? Tidak baperan, tentu saja. Lalu apa rahasianya?
Ada 9 (sembilan) mantra Anti Baper agar mudah dipahami. Pertama adalah fokus berbuat baik, sebagaimana yang tersurat dalam salah satu ayat Al-Quran. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” (QS Al-Isra’, 17: 7) dan “… untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.” (QS Al-Mulk, 67: 2)
Baca juga:
Tanya Jawab dengan Ustadz Luqmanulhakim
Takmir Masjid Al-Falah Sragen Berkunjung ke Syaamil Quran
Sapa Komunitas Syaamil TV bersama Bobotoh Taqwa
Kedua, jika menjadi pemimpin maka Rasulullah saw. adalah teladan yang patut diikuti bagaimana menjadi pemimpin yang dimuliakan. Ketiga, pastikan tujuannya adalah meraih ridha-Nya. Lakukan dan lupakan. Berikan dan lupakan. Rumusnya sederhana. Keempat, kita itu bukan siapa-siapa. We are nothing. Allah is everything.
Kelima, selalu ingat jobdesc dan wewenang kita. Baik sebagai manusia atau hamba Allah dan sebagai karyawan. Keenam, selalu menjaga kesadaran. Mudah baper itu jalan tercepat menuju kerugian maksimal. Jangan ikut-ikutan jadi orang jelek (emosinya). Orang baper itu gampang terjangkit penyakit dan cepat mengalami penuaan dini.
Ketujuh, jangan pakai baju orang lain. Jadilah diri sendiri. Kedelapan, ciptakan kebahagiaan sendiri hanya karena-Nya. Pandai-pandailah bersyukur. Selalu merasa bahagia dengan rezeki yang diterima. Dan kesembilan, selalu pilih teman/lingkungan gaul yang fokusnya selalu ke Allah Swt. Singkirkan teman/lingkungan yang buruk.
Kesimpulan terakhir, kita harus menjadi pribadi yang kuat. Caranya adalah dengan 1) Curhat sepuasnya hanya kepada Allah Swt.; 2) Pakailah standar baik menurut Allah Swt., bukan menurut standar manusia; 3) Jadi ahli dzikir (shalat, membaca Al-Quran) agar hati menjadi tenang; 4) Yakin bahwa Allah tidak mungkin menzalimi hamba-Nya.
Kalau ada orang menjahati kita, bagaimana mengatasinya? Gampang. Baikin aja dengan memberi hadiah. Ini memang susah, tapi patut dicoba. Lalu doain dan maafin. Nggak mudah tapi paling tidak hati kita tenang. Deketin kalau masih memungkinkan. Kalau tidak, ya sudah jauhin saja. Simpel, kan?[]