Rabu sore (15/6) suasana di Kantor Syaamil beranjak sepi. Beberapa karyawan sudah bubar sejak pukul 16.00 WIB seiring dengan suara alarm jam pulang. Beberapa masih siap-siap menyelesaikan pekerjaannya dan beberapa mengobrol santai. Saya sendiri yang biasa dipanggil dengan sebutan Bang Aswi, setelah membereskan meja kerja langsung beranjak turun lantai. Tujuannya adalah Ruang Hijaz, sebuah aula besar yang berada di lantai satu.
Di sana sudah ada beberapa karyawan yang antri mengisi daftar hadir, lalu masuk satu persatu. Ternyata yang mau mengikuti kursus bahasa Arab banyak juga. Tidak hanya para karyawan yang berkantor di Jl. Babakan Sari, tetapi juga para karyawan yang bertugas di Sekolah Bintang Madani. Total ada sekira 16 orang peserta dengan jumlah laki-lakinya hanya 5 (lima) orang saja. Belum hadir semua karena total yang mendaftar ada 30 orang.
Di layar in-focus tertulis dalam tulisan Arab, “Barnaa majal iftitaah. Fashlul muhaadatsah. Mata tatakallamul ‘Arabiyah?” Saya sendiri tidak tahu cara membacanya bagaimana dan artinya apa, tetapi setelah sampai rumah, anak saya memberitahu bahwa itu artinya, “Acara pembukaan. Kelas percakapan. Kapan berbicara bahasa Arab?” Ya, anak saya lebih mengerti bahasa Arab karena baru saja lulus dari Pesantren Muhammadiyah Al-Furqan Singaparna.
Ini pula yang menjadi alasan saya ingin belajar bahasa Arab. Paling tidak, di rumah saya bisa mengobrol dengan anak saya sendiri hehehe dan sesekali bisa mengartikan chat di grup teman-temannya yang selalu saja pakai bahasa Arab. Meski ya … utamanya adalah seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’i ra. bahwa mempelajari bahasa Arab itu adalah wajib bagi setiap Muslim. Ini karena Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.
Ustadz Fajrin Nurul Haq sendiri membuka acara dengan mengatakan, “Bahasa Arab itu seolah-olah seperti sulit dipelajari. Akan tetapi yang harus diubah adalah … persepsinya. Ubah persepsi kita bahwa bahasa Arab itu susah. Lalu yang kedua, adalah lupakan umur. Tidak ada kata terlambat untuk mempelajarai bahasa Arab.” Untuk membuatnya semakin mudah, makanya Syaamil Arabic memulainya dengan program Muhadatsah.
Muhadatsah adalah percakapan dan cara ini adalah yang paling mudah untuk dipraktikan, asal rajin dilakukan. Bisa jadi ini yang membuat para santri seperti anak saya jadi jago berbahasa Arab, karena mereka melakukan percakapan setiap dua hari sekali. Di pesantrennya memang diharuskan untuk sehari berbahasa Inggris dan sehari berbahasa Arab diselang-seling. Bagi santri yang ketahuan berbahasa Indonesia atau Sunda, langsung dihukum.
Urutan mempelajari bahasa Arab kata Ustadz Kurnia Nur Fallah adalah membaca, memahami, menulis atau mengarang, menerjemahkan, dan muhadatsah. “Kata kuncinya ada dua, yaitu ‘isma’ atau mendengarkan dan ‘takallam’ atau berbicaralah,” ujarnya. Jadi dalam belajar bahasa Arab, tidak boleh malu. Harus sering dipraktikkan. Kalau perlu berteriak di tengah sawah atau di bibir pantai. Kalau salah, bisa diperbaiki.
Baiklah. Oleh karena ini baru pembukaan, maka para peserta yang hadir pun dites dengan menonton film kartun Salahuddin dan diminta untuk mencari kata-kata dalam bahasa Arab. Di sana ada subtittle dengan tulisan bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Saya sendiri pada akhirnya hanya mendapatkan 23 kosa kata dengan artinya. Beberapa diantaranya adalah ‘hikayat‘ (cerita), ‘madiinatul jamiilah‘ (kota yang indah), dan ‘faarisun ‘azhiim‘ (ksatria besar).
Begitu banyak perbendaharaan kata-kata yang beberapa diantaranya tidak begitu asing seperti ‘ana bikhair‘ (saya baik-baik saja), ‘anta/anti‘ (kamu), dan ‘shahih‘ (benar). Akan tetapi lebih banyak lagi kata-kata yang masih asing. Misalnya saja ‘faarisun‘ (ksatria), ‘sayf‘ (pedang), dan ‘faranjah‘ (bangsa Eropa). Bismillah, semoga benar ya. Filmnya bagus, lho, dan diawali dengan kalimat, “Likulli hikaayatin bidaayah” yang artinya “Setiap cerita memiliki permulaan.”
Semoga kelas perdana Program Muhadatsah yang diampu oleh Syaamil Arabic ini memiliki permulaan yang baik. 30 orang bisa menjadi percontohan bahwa Syaamil Group sebagai perusahaan yang menerbitkan dan mencetak Al-Quran memiliki para karyawan yang juga mampu berbahasa Arab dengan baik. Insya Allah kalau program kelas internal ini berjalan lancar, kelas eksternal yang melibatkan masyarakat umum pun bisa dibuka segera.[]
Maa Syaa Allah.. Maa Syaa Allah… Mumtaz , terus semangat dalam menggali ilmu berbahasa Arab. Bahasa para nabi, bahasa Syurga… Mabruk Syaamil Arabic wa Syaamil Group 🙂
Masya allah..Tabarakallah utk seluruh keluarga besar Syaamil Group…
Fastabiqul khairat😇