Riza Zacharias | Bisnis Jalan Langit | Syaamil Group

Menjelang tahun ajaran baru, para orangtua tidak hanya direpotkan oleh bagaimana memilih sekolah terbaik bagi anak-anaknya. Akan tetapi juga sekaligus direpotkan oleh perjuangan anak-anak yang baru lulus sekolah atau kuliah untuk masuk ke dunia kerja. Namun hal ini ternyata tidak hanya terjadi pada mereka yang baru lulus, tetapi juga pada mereka yang masih mencari jati diri akan pekerjaan yang benar-benar cocok. Mereka ini adalah para pengangguran atau kutu loncat yang belum puas dengan pekerjaan lamanya.

Ada Talent A yang baru lulus (A1) atau sudah lama lulus tetapi belum mendapatkan pekerjaan (A2). Ada pula Talent B yang menganggur setelah keluar dari pekerjaan lamanya (B1) atau yang masih bekerja tetapi pekerjaan lamanya dianggap sebagai batu loncatan (B2). Ada juga Talent C yang bisa berasal dari A atau B tetapi lebih memilih jalan pedang seorang wiraswasta yang belum berhasil. Lalu ada Talent D yang tidak ikut-ikutan melamar, tetapi ternyata keterampilannyalah yang paling dibutuhkan.

Ilustrasi di atas kemudian menjadi pembahasan hangat di dalam sebuah webinar. Riza Zacharias (Owner Syaamil Group dan Founder Muda Juara Indonesia), yang kebetulan menjadi pembicara utama, ditanya oleh salah satu peserta, “Bagaimana Pak Riza men-screening calon karyawan? Apakah dipilih yang sudah saleh atau bagaimana?” Sebuah pertanyaan yang jawabannya sangat ditunggu-tunggu oleh semua peserta webinar. Ini dikarenakan Pak Riza sudah dikenal sebagai pebisnis besar yang sukses.

Pak Riza menjawab bahwa ia memulainya dengan berdoa, sesuai yang diajarkan oleh Rasulullah saw. “Saya meminta talent yang saleh dan bisa bantu di bagian anu,” katanya. Semua itu berdasarkan Sirah dimana Rasul sendiri pernah meminta agar salah satu Umar bisa memperkuat Islam. Lebih detail lagi, Pak Riza sudah menjelaskan hal ini di buku Bisnis Jalan Langit (Syaamil Books, 2020) pada halaman 222-230. Di sana, Pak Riza mencoba meneladani Rasulullah saw. dalam memilih talent.

Baca juga :

Berdoalah Sampai Allah Mengabulkan Pintamu

Secara garis besar, Rasulullah saw. memilih talent itu berdasarkan (1) Orang terdekat seperti Khadijah, Abu Bakar Shiddiq, dan Hamzah bin Abdul Muthalib; (2) Potensi yang dikembangkan seperti Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Anas bin Malik, dan Mushab bin Umair; (3) Talent yang diminta seperti Umar bin Khattab; (4) Talent yang tertarik seperti Khalid bin Walid, Salman Al-Farisi, dan Amr bin Ash; (5) Supporting Talent seperti Bilal, Arqam bin Abil Arqam, dan Zaid bin Haritsah.

Pada poin pertama, tidak mengapa ada hubungan darah atau kedekatan khusus. Jangan takut disebut nepotisme. Rasulullah saw. dengan empat sahabat utamanya pun saling terkait. Dua diantaranya adalah mertua beliau sedang dua orang sisanya adalah menantu beliau. Yang perlu digarisbawahi adalah pembagian peran dan kewenangan, serta batasan yang jelas. Juga menjadi catatan bahwa talent yang hebat akan menolak dirinya menjadi ‘superman‘ karena ia sudah terbiasa bekerja dalam sebuah tim.

Sebagai penutup, Pak Riza mengatakan bahwa untuk menjadi talent yang diinginkan, salah satu caranya adalah dengan memantaskan diri. Maksudnya bagaimana? Pantaskan diri bahwa kita adalah talent yang memang dibutuhkan. CV bagus, keterampilan oke, dan pastinya ‘attitude‘ juga harus TOP, dong. Apalagi kalau visi dan misi pribadinya sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Bismillah saja, karena sesungguhnya ada Allah Swt. yang mengatur segalanya bisa terjadi, dan sisanya dikembalikan kepada manusianya itu sendiri.[]

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x