Ada yang istimewa di Ruang Hijaz sejak pukul 07:30. Petugas-petugas GA begitu cekatan mempersiapkan perlengkapan bersama Tim MKS yang telah hadir. Kursi-kursi dirapikan, laptop dan sound system di-set up, materi pelatihan disiapkan, kotak-kotak kue disajikan, serta kaos dan masker telah siap dibagikan. Kamis, 30 September 2021, adalah hari istimewa bagi MKS karena pada hari itulah akan di-launching sebuah komunitas internal Syaamil Group yang diberi nama KOMBES.
KOMBES adalah Komunitas Blogger Syaamil yang dibentuk sebagai wadah bagi karyawan yang ingin mempelajari dan memperdalam ilmu kepenulisan. Selain sebagai wadah pengembangan diri karyawan, KOMBES juga berperan untuk menjaga reputasi entitas dan perusahaan, termasuk reputasi brand-brand yang ada di dalamnya. Reputasi yang dimaksud tentu saja berkaitan dengan perkembangan teknologi internet saat ini, yaitu dengan masifnya kehadiran media sosial.
“Kontribusi kita sebagai karyawan Syaamil akan signifikan untuk membangun value yang akan dibentuk di level korporasi atau produk. Pun, sebagai ladang eksis kita sebagai individu,” ujar M. Kh. Rachman Ridhatullah, CMCO Marketing dan Komunikasi Strategis (MKS), dalam sambutannya sekaligus langsung meresmikan KOMBES sebagai komunitas yang eksis di Syaamil Group. “Dengan mengucap bismillaahirrahmaanirrahiim, saya resmikan Komunitas Blogger Syaamil alias KOMBES.”
“Cheeeck sound!” teriak Dzikri. Peserta pelatihan pun langsung berdiri dengan sikap sempurna. “Satu, dua, Kombes! Prok-prok-prok, KOM! Prok-prok-prok, BES! Prok-prok-prok, KOMBES-KOMBES-KOMBES, Allahu Akbar!” Yel-yel yang diciptakan hanya semalam oleh Dzikri terbilang berhasil memeriahkan suasana dan alhamdulillah menjadi penanda resminya KOMBES khusus karyawan Syaamil Group ini karena ke depannya juga akan direkrut para blogger di luar perusahaan.
Acara selanjutnya yang merupakan puncak event, adalah pelatihan kepenulisan yang dibawakan oleh Bang Aswi, Marcomm & Funneling Manager MKS. Pembukaannya unik, karena langsung dengan cerita semacam dongeng tentang dua orang bernama John yang saling bersahabat. Mereka adalah John Penulis dan John Aktor. Ini ternyata kisah nyata dimana John Penulis yang dimaksud adalah John Steinbeck, penulis asal Amerika yang pernah mendapatkan hadiah Pullitzer dan Nobel Sastra.
Kesimpulan dari cerita dua John tersebut adalah bagaimana proses menulis itu membutuhkan latihan yang terus-menerus. John Steinbeck berlatih enam hari berturut-turut dimana ia menulis tentang apapun yang ada di sekitarnya selama empat jam setiap harinya. Barulah pada hari ketujuh ia menulis karya yang sebenarnya, yaitu sebuah cerpen berjudul ‘Sang Kura-kura’. Tidak sampai di sana, Bang Aswi pun melanjutkan pelatihannya dengan sebuah potongan film berjudul ‘Finding Forrester’.
Di sana ada dua orang tokoh yang menjelaskan tentang bagaimana proses menulis yang sebenarnya. William Forrester mengajarkan Jamal, tetangganya, bahwa menulis itu ada dua proses. Pertama adalah menulis dengan hati, dan berikutnya adalah mengedit tulisan pertama dengan pikiran. Go ahead! Write! No thinking. That comes later. You write your first draft with your heart. You rewrite with your head. The first key to writing is to write. Not to think.
Namanya juga pelatihan, tentu tidak sah kalau pada pelatihan KOMBES kali ini tidak ada pelatihan menulis yang sebenarnya. Itulah mengapa setelah dua episode pembukaan yang unik, Bang Aswi meminta semua peserta untuk menulis di atas kertas HVS yang telah disediakan. Para peserta langsung mengambil posisi yang nyaman untuk menulis. Di atas paha dengan alas buku atau di atas kursinya masing-masing. Setelah sepuluh menit, tiga orang peserta diminta untuk membacakan hasil karyanya.
Tema yang diminta adalah tentang ‘Rumah’. Sungguh luar biasa saat Pak Benny T. Djajadi, CEO Sygma Daya Insani dan Corporate Secretary, langsung menunjuk tangan. Katanya, “Rumah kita, adalah tempat kita berkumpul bersama. Ada banyak cerita tentang rumah saat rumah menjadi tempat berkumpul, beribadah, dan bercengkrama. Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai tempat berteduh dari kelelahan dan kesibukan. Rumah adalah kumpulan dari kehidupan setiap orang.”
Pelatihan menulis terus berjalan hingga pukul 11:300. Ada dua kali praktik menulis yang diampu Bang Aswi. Pertama, menulis tentang ‘Rumah’ setelah peserta diterangkan bagaimana menulis dengan hati. Kedua, menulis tentang ‘Pulang’ setelah peserta diterangkan untuk menulis seperti angin dan bagaimana caranya mengemas ide. Pastinya, acara launching KOMBES sekaligus pelatihan menulis tersebut terbilang lancar dan foto bersama adalah sebagai bukti otentik keberhasilannya.
“Hari ini aku merasa bahagia karena akhirnya bisa pulang ke rumah setelah sepuluh hari berkelana. Aku memilih pulang naik kereta daripada naik bus. Selain lebih cepat, naik kereta membuatku nyaman. Banyak ide-ide bermunculan selama perjalanan. Memandang ke luar jendela yang penuh pemandangan. Menikmati hijau sawah-sawah dan pepohonan yang dilalui. Yang lebih membuatku bahagia, aku akan segera bertemu dengan orang-orang terkasih yang telah sepuluh hari ditinggalkan.” (PULANG oleh Fitri)