
“Kisah tentang seorang pemuda yang memiliki masa depan cerah di luar negeri, namun lebih memilih berkhidmat dijalan Allah dan kembali ke desanya.”
Negeri kincir angin, kanal terindah Amsterdam, seorang pemuda Indonesia tengah merajut cita-citanya. Ia hampir meraih bintang tertinggi, semuanya tampak sempurna, namun sebuah kabar datang kepadanya.
Pesantren tempat dulu ia menimba ilmu agama, yang mengajarkannya mencintai Al Qur’an, tengah dirundung permasalahan pelik, nuraninya terpanggil untuk berkhidmat di jalan Allah.
Alam yang kaya, letak yang strategis, mata air bernilai tinggi, pesantren yang bersahaja, menjadi incaran banyak pihak. Hafizh mengajak para santri, masyarakat desa dan kawan-kawannya bersatu, mencurahkan pikiran serta potensinya, untuk mempertahankan pesantren dari incaran dan konspirasi dari sebuah perusahaan asing.
Hafizh yakin potensi pesantren sebagai poros yang akan menggerakkan kemandirian ekonomi dan kesejahteraan desa. Dengan ridho Ibu, semangat berjamaah, silaturahim, dan berbagai progam kolaborasi serta wakaf, Hafizh bergerak. Karena ia yakin Al Qur’an adalah solusi dari setiap persoalan peradaban.
Namun setiap kisah selalu memiliki kisah cinta, dan kisah cinta terbaik jika menyadarkan pada petunjuk Ilahi, agar cinta tetap suci dan bersih. Kemanakah hati Hafizh akan berlabuh? Mengikuti kata hatinya sendiri atau melibatkan petunjuk Ilahi?
Sebuah refleksi Hafizh dalam petualangan di 3 negara tentang mukjizat Al Qur’an.

Sebuah novel karangan Mahdavi kembali diluncurkan untuk memuaskan dahaga pecinta sastra di negeri ini pada hari Rabu, 21 Februari 2024 bertempat di Mesjid Istiqlal Jakarta. Sebagai bentuk syukur atas peluncuran novel ini, pada Jumat, 23 Februari 2024/13 Sya’ban 1445, 7elf Ocean dan Dendalion bekerjasama dengan Masjid Istiqlal dan Syaamil menyelenggarakan bedah novel “Hafizh -Soul of Quran-” di Masjid Istiqlal pada pukul 13.00 s.d. 15.00 WIB.
Bedah buku novel ini menghadirkan kakak dan adik-adik dari penulis, yakni Yudhistiro Lukman (founder Yayasan Inspirasi Anak Bangsa) dan Denda Hendro (musisi dan composer) sebagai narasumber, serta Khadijah Ayrrizha Vebee (Runner Up Putri Indonesia) sebagai pembawa acara. Turut hadir pula perwakilan dari Masjid Istiqlal, serta tim Event & Community Syaamil yang mewakili pihak penerbit novel ini, di antaranya Erlan Gantira, Dikdik Kurniadi, dan Asep Sobari.

Penulis yang memiliki nama lengkap Amrizal Mochammad Mahdavi ini sebelumnya sukses meluncurkan novel best seller yang berjudul Ratu Yang Bersujud pada beberapa tahun yang lalu.
Lahir sebagai pria yang sederhana namun memiliki semangat yang tinggi dan pikiran yang luas, penulis ini selalu berhasil membawa pembaca novel-novelnya hanyut dalam cerita yang kompleks namun disajikan dalam bahasa yang indah. Tak heran bila pembaca sulit lepas dari setiap cerita yang disajikan sampai tamat membacanya.

Pria yang telah menghadap Sang Pencipta pada pertengahan 2021 lalu akibat pandemi Covid-19 ini, tepat 40 hari sebelum meninggalnya telah mewakafkan buku ini atas nama orang tuanya. Novel ini adalah novel wakaf pertama di dunia yang seluruh hasil keuntungan dari penjualannya akan disalurkan ke dalam program wakaf produktif untuk membangun peradaban Islam; melalui bidang pendidikan dengan membantu anak-anak yang kekurangan biaya untuk bersekolah, mendukung aktivitas rumah-rumah tahfidz sebagai tempat para penghafal Al Quran menjaga hafalannya, serta menebar kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan di seluruh penjuru dunia.
Anak kedua dari 4 bersaudara yang bergerak dalam industri kreatif dengan bendera 7elf Ocean ini sesungguhnya tetap hidup. Dia tetap hidup dalam karya-karya indah yang telah dibaca jutaan orang, dan terutama tetap hidup di hati setiap orang yang mengasihinya dan karya-karyanya.