Syaamil Group adalah Spiritual Enterprise yang fungsinya bukan semata-mata sebagai entitas bisnis tetapi juga sebagai bagian dari dakwah. Parameternya adalah membumikan Al-Quran dan menghidupkan Sirah. Syaamil Quran yang diterbitkan oleh salah satu perusahaannya pun dicetak dengan proses yang begitu panjang dan melibatkan ratusan pekerja. Namun produknya bukan hanya cetakan seperti mushaf, tetapi juga mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern seperti games, aplikasi, hingga sampai ke film animasi dan layar lebar.
Sebagai contoh aplikasi games adalah Abata Syaamil Quran yang merupakan teknologi lanjutan dari Buku Iqra’. Jika dulu syarat untuk bisa membaca Al-Quran adalah dengan menuntaskan buku Iqra’ dari jilid 1 hingga jilid 6 maka dengan aplikasi Abata Syaamil Quran, anak-anak diajak bersenang-senang dengan bermain games dari level 1 hingga level 10. Kalau sudah selesai semua, maka insya Allah anak tersebut bisa membaca Al-Quran. Intinya, Syaamil Group mengembangkan dakwahnya menyesuaikan zaman dan teknologi, memudahkan masyarakat memahami Al-Quran.
Begitu pula dengan adanya program Wisata Quran sejak 2013 dan kemudian pada 2019 menjelma Kampung Wisata Quran bekerjasama dengan Pemkot Bandung. Jika Wisata Quran yang ada di Madinah dibatasi oleh kaca, maka Syaamil Group mencoba memberikan pengalaman berbeda dimana pengunjung bisa berinteraksi dengan karyawan. Program Wisata Quran dimulai dari menonton video sejarah Al-Quran, melihat proses kreatif, hingga akhirnya melihat secara langsung 17 proses percetakan Al-Quran. Oleh-olehnya bisa berupa mushaf atau berupa ilmu yang bisa dipilih: cara menghafal, cara melanggam bacaan Al-Quran, dan cara menuliskannya.
Baca juga :
Melihat dari Dekat Proses Pencetakan Al-Quran
Al-Quran adalah pedoman hidup yang diturunkan Allah Swt. kepada ummat Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu mushaf Al-Quran yang dicetak tentu haruslah menjadi produk yang istimewa. Proses pembuatannya pun harus dijaga benar kehalalannya. Lho, memang harus halal? Tentu saja. Ini dalam rangka menjaga kesuciannya. Makanya jangan heran kalau semua karyawan yang bekerja di Percetakan Al-Quran Syaamil Group harus selalu menjaga wudhunya. Inilah bagian dari adab memuliakan Al-Quran sesuai firman Allah Swt. pada surah Al-Waqi’ah, 56: 79, “Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.”
Setelah menjaga adabnya, maka yang perlu diperhatikan adalah penggunaan bahan-bahan baku Al-Quran. Di sana ada kertas, tinta, lem, kuas, benang, plastik, dan lain sebagainya. Mushaf Syaamil Quran memastikan bahwa semua bahan yang digunakan itu dijamin kehalalannya. Sebagai contoh, kertas yang digunakan berjenis QPP atau Quran Paper Premium yang sudah bersertifkasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kertas ini pun berwarna kuning gading yang dijamin awet hingga 100 tahun dan warnanya tidak membuat mata lelah.
Bagaimana dengan tinta, lem, kuas, benang, dan plastik yang digunakan? Insya Allah halal juga. Perlu diketahui bahwa di luar sana masih ada kuas dan lem yang bahannya berasal dari bulu dan tulang babi. Alasannya selain harganya murah juga kualitasnya bagus. Syaamil Quran memastikan lem yang dipakai menggunakan bahan dari tulang sapi yang juga berkualitas bagus. Kuas yang dipakai pun menggunakan bahan dari bulu sapi atau hewan selain babi. Begitu pula dengan tinta, benang, dan plastik yang digunakannya.
Nah, baru tahu kan? Itulah mengapa Wisata Quran ini pada akhirnya menjadi penting karena kita akan diajak untuk mendalami bahwa Mushaf Syaamil Quran itu begitu istimewa. Kita menjadi tahu dan kemudian menjadi semakin menghargai bahwa dengan membaca Al-Quran, ada ratusan orang yang akan mendapatkan manfaat dan pahalanya. Kegiatan wisata quran terbuka untuk umum, mulai dari pelajar TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa hingga komunitas dan kelompok-kelompok pengajian. Benar-benar terbuka untuk umum.[]