Diantara pondasi penting dalam agama Islam adalah kepedulian dan empati kepada sesama Muslim. Itulah mengapa hal ini menjadi prinsip dasar dalam keimanan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw. bersabda, “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” Dalam hadits yang lain dikatakan, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan kondisi umat Islam, maka ia tidak layak menjadi bagian dari umat Islam.”
Itulah ucapan pembuka dari Ustadz Ardiansyah Ashri Husein saat memberikan Kultum Bakda Zuhur di Masjid Syaamil (Selasa, 18 Mei 2021). Beliau menegaskan bahwa apa yang terjadi di Palestina tidak bisa dianggap seperti konflik biasa. Bicara tentang Palestina tidak semata-mata tentang negeri yang terjajah atau isu kemanusiaan. Namun ada isu yang lebih mendasar dan lebih penting, yaitu isu keimanan.
Syekh Ikrima Sabri, Mufti Agung Palestina yang pernah bersilaturahim ke Bandung, mengatakan, “Ada beberapa alasan mengapa umat Islam seluruh dunia harus terus dan wajib membela Palestina. Pertama, ada ikatan akidah bahwa bumi Palestina adalah bagian dari peristiwa Isra Mi’raj. Masjid Al-Aqsa yang berada di Palestina adalah gerbang antara Bumi dengan Langit.
Kedua, Palestina adalah buminya Mahsyar, yaitu tempat manusia dibangkitkan kembali setelah dimatikan. Ketiga, Palestina adalah bumi Sangkakala, yaitu tempat Malaikat Israfil meniupkan terompetnya sebanyak tiga kali.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa Bela Palestina itu wajib bagi Muslim karena ada 1). Ikatan Akidah, 2). Ikatan Ibadah, 3). Ikatan Peradaban/Budaya, dan 4). Ikatan Sejarah.
- Ikatan Akidah
Telah dijelaskan pada paragraf pertama bahwa isu terpenting dan mendasar tentang apa yang terjadi di Palestina adalah isu keimanan. Iman dalam Islam tidak bisa diganggu gugat. Semuanya saling berkaitan, yaitu iman kepada Allah, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para nabi dan rasul, kepada hari Akhir, serta kepada qadha dan qadar. Dua hadits pertama menegaskan masalah keimanan ini.
- Ikatan Ibadah
Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam dan statusnya abadi. Masjid Al-Aqsa pun menjadi bagian penting dari peristiwa Isra’ Mi’raj hingga turunnya perintah shalat. Keberadaan Masjid Al-Aqsa dengan keutamaan pahalanya dan tujuan utama berziarah begitu istimewa setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Bumi Palestina bahkan menjadi salah satu miqat haji/umroh selain yang ada di Mekah/Madinah.
- Ikatan Peradaban/Budaya
Budaya Palestina mencakup empat pusat geografis: Tepi Barat, Jalur Gaza, Palestina-Israel, dan kaum diaspora. Warisan budaya Palestina dikembangkan dengan berbagai cara, seperti mengabadikan tradisi dan adat istiadat melalui upacara pernikahan, kerajinan, pakaian, obat-obatan tradisional, dan makanan. Israel sudah menjajah Palestina lebih dari 100 tahun, dan selama itu mereka berusaha menghapus atau mengganti karakter keislaman yang ada di Palestina.
- Ikatan Sejarah
Benar kalau Israel, Nasrani, Romawi, dan bangsa-bangsa lainnya pernah di Palestina. Akan tetapi umat Islam adalah yang terlama mengelola bumi Palestina, yaitu tidak kurang dari 1.200 tahun sejak masa Umar bin Khattab sampai keruntuhan Turki Ustmani. Yusuf Qardhawi mengatakan keberadaan Bani Israil di bumi Palestina tidak lebih dari 100 tahun.
Baca juga :
Film Pendek Karya Syaamil Group
Tsaur bin Zaid, seorang Tabiin berkata, “Bagian tersuci bumi adalah Syam, bagian tersuci Syam adalah Palestina, bagian tersuci Palestina adalah Baitul Maqdis, bagian tersuci Baitul Maqdis adalah bukit (tempat Al-Aqsa berada), bagian tersuci bukit adalah Masjid Al-Aqsa, dan bagian tersuci dari Masjid Al-Aqsa adalah Shakhrah.”
Hijrah? Tidak ada kata hijrah dalam Islam setelah hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Mekah ke Madinah. Semua ulama (apapun manhajnya) sepakat kalau umat Islam sudah menduduki sebuah negeri, baik dengan peperangan atau dengan jalan damai, maka negeri tersebut akan menjadi milik umat Islam hingga hari Kiamat nanti. Palestina sendiri jatuh ke tangan umat Muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab dengan jalan damai.
Itulah mengapa umat Islam di Indonesia membela Bumi Nusantara sampai titik darah penghabisan agar terbebas dari penjajahan. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh umat Muslim Indonesia? Cukup dengan 3D (Dukung, Doa, Donasi). Dukung dengan kemampuan dan keterampilan yang memang paling bisa dilakukan, doakan warga sipil Palestina agar terbebas dari penjajahan, dan berdonasilah untuk meringankan beban mereka.[]