Riza Zacharias | Laki Banget | Teladan Umat

Laki Banget! Maksudnya bagaimana ya? Dari survei terhadap beberapa perempuan, rata-rata menjawab bahwa laki banget itu, “Wangi tubuhnya menggoda, tatapan matanya tajam, penampilannya rapi, selalu pake kemeja, bisa main musik, sedap dipandang, gayanya cool, berani adventure seperti main trail/motocross, mendaki gunung, dan touring.”

Selebihnya bisa jadi, “Di rumah nggak pernah mau pegang sapu. Di rumah taunya beres semua. Nggak pernah nangis. Ngga ada cerita minta maaf secara langsung. Kalau dia yang salah, diem palingan. Nggak banyak ngomong. Kalau ngomong sama keluarga pun tegas.” Laki Banget! Padahal, Islam sudah menggarisbawahi bahwa Rasulullah saw. adalah uswah terbaik dalam semua hal.

Apa ada yang berani ber-statement bahwa Nabi saw. tidak laki banget? Meski kata pilihan ini kurang pas disematkan ke beliau yang sangat mulia, namun pastilah semua yang membaca sirah dan mengimani Nabi saw., sepakat bahwa beliau adalah lelaki terbaik, lelaki pemberani, lelaki gagah, lelaki kuat.

Juara gulat pun kalah oleh beliau. Laki banget! Bahkan fisiknya pun laki banget. Perut beliau digambarkan seperti bata bersusun. Sixpack. Pengikutnya banyak yang perutnya nggak kesampaian menuju six. Akhirnya levelnya mentok di onepack. Tapi faktanya, Rasulullah saw. sangat lembut terhadap istri dan anaknya. Sangat perhatian. Sering membantu urusan rumah tangga.

Masya Allah. Beliau pernah menjahit sendiri sendalnya yang robek. Tidak pernah membuat istri dan anak-anaknya menangis. Tidak pernah membuat istri dan anak-anaknya ‘takut’ menemuinya.
Beliau sangat penyayang sesama, pun penyayang binatang. Dari lisannya tak pernah membentak, melukai, atau kasar. Beliau bahkan sering menangis. Mudah tersentuh, sebab lembutnya hati.

Di sinilah seorang Muslim ditantang harus berani untuk bermimpi besar! Harus berani menunjukkan jati dirinya sebagai seseorang yang laki banget. Laki banget versi Rasulullah saw. Memahami hal mendasar bahwa laki banget itu bukan dilihat dari fisiknya semata, tetapi juga dari kesehariannya bersama keluarga. Bukan sigap dan gagah saat bersama orang lain saja.

Laki banget adalah mereka yang peduli dengan urusan rumah. Mereka yang peduli pada pasangannya dan anak-anaknya. Baru kemudian mereka peduli pada tetangganya dan para sahabatnya. Lalu berkembang lagi bahwa mereka kemudian peduli pada masalah keummatan, pada masalah kebangsaan, pada masalah kerakyatan, dan seterusnya.

Cita-cita besar bahkan dititipkan ke Rasulullah saw., yaitu Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Risalah-Nya buesaaarrr banget, yaitu seluruh dunia. Bukan hanya untuk ummat Islam, tetapi juga untuk semua manusia, binatang, tumbuhan, dan semua sumber daya alam raya ini. Super mega big goal! Namun beliau mengatakan, “Ibda’ binafsika.” Mulailah dengan dirimu sendiri.

Pastikan tidak salah sikap. Jadilah Laki Banget untuk istri, anak-anak, dan orang-orang terdekatmu. Laki banget yang bener. Contohlah Nabi saw. Lembut, hangat, perhatian, penuh cinta ke istri, ke anak-anak, ke orangtua, dan seterusnya. Buktikan dan mulai dari rumah. Wilayah kekuasaan paling awal, menuju kebesaran kebaikan yang lain. Bismillah. Laa haula walaa quwwata illaa billah.[]

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x