MUMTASZ | Muhammah Teladan Sepanjang Zaman | Siroh Nabawiyah

Denisa Wahida ~ Saat ini, kita kagum melihat tuturan anak kecil yang santun dalam berbicara. Kita terpesona pada tingkah remaja yang sopan dalam bersikap. Kita akan senang berinteraksi bersama dewasa yang bijaksana. Sebuah fenomena yang saat ini jarang ditemui. Sebab, adab dan akhlak yang sudah tidak lagi menjadi perhatian masyarakat. Perhatian masyarakat dari berbagai usia kini berfokus pada gaya hidup yang sedang marak di sosial media.

Tidak peduli apakah gaya hidup yang digaungkan adalah buah dari pemikiran Barat. Maka, kita temui banyak normalisasi gaya hidup yang sebenarnya bertentangan dengan fitrah manusia. Sementara itu, dewasa saat ini berperan memberi teladan untuk generasi muda. Maka, dapat dibayangkan jika dewasa ini sedang sibuk membanggakan gaya hidupnya masing-masing seiring dengan remaja yang sedang meneladani mereka.

Masa depan akan dipenuhi oleh generasi muda yang tidak dapat menjawab problematika hidup karena tersesat dalam pemikiran yang salah. Kesadaran para dewasa untuk mendidik generasi muda harus disadari sejak dini. Cukuplah melihat anak-anak yang kerap memanggil temannya dengan nama hewan sebagai pengingat akan pentingnya mendidik generasi muda. Maka, pendidikan terhadap generasi muda yang paling berdampak bukan saja melalui lembaga formal bernama sekolah, namun dimulai dari pendidikan keluarganya.

MUMTASZ

Mencetak Generasi Ideal

Generasi muda yang ideal akan diciptakan dari pendidikan keluarga yang memiliki semangat hijrah. Bukan saja hijrah secara makna untuk berpindah tempat. Lebih dari itu, mereka berpindah dari pemikiran-pemikiran Barat dan menjadikan Islam sebagai acuan untuk melakukan proses pendidikan keluarga. Sebab, Islam begitu sempurna memberikan kurikulum pendidikan untuk seluruh jenjang usia.

Saya banyak menemui keluarga yang menjadikan Howard Gardner, Montessori, Piaget sebagai tokoh pendidikan. Padahal, jauh sebelum itu telah hadir Al-Qur’an yang sudah menggambarkan kehebatan pendidikan Islam. Sepertiga dari Al-Qur’an berisi kisah sosok terdahulu yang menceritakan banyak teladan dalam pendidikan keluarga melalui perjalanan hidupnya. Kisah tersebut kita sebut seterusnya dengan siroh.

Al-Qur’an menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah sebaik-baik teladan. ‘Aisyah ra. sebagai istrinya juga menyebutkan bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Maka, penting bagi kita untuk meneladani Siroh Nabawiyah (perjalanan Nabi Muhammad saw.) dalam seluruh aspek hidup, termasuk dalam pendidikan keluarga.

Barangkali saat ini banyak keluarga yang menerapkan pendidikan militer untuk anaknya sedari dini. Pendidikan militer yang berorientasi pada kedisiplinan. Alih-alih bersikap tegas sebagai salah satu proses pendidikannya, namun tidak banyak orang tua yang mampu membedakan sikap tegas dengan sikap keras. Padahal, Nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin perang, kerap mengajak bermain anak-anak. Inilah bukti kerendahatian beliau terhadap mereka.

MUMTASZ

Pendidikan ala Rasulullah saw.

Nabi Muhammad saw. justru menanamkan banyak nilai pendidikan melalui sikap lemah lembut terhadap anak-anak. Banyak sekali kisah orang tua yang mengungkapkan emosinya dengan kekerasan fisik saat anaknya tidak mengidahkan perintah orang tuanya. Sementara jauh hari di masa lalu, Nabi Muhammad saw. sudah memberi teladan untuk tidak memarahi Anas bin Malik ketika diminta melaksanakan perintah, namun ia tidak langsung melaksanakannya.

Saat itu, Nabi Muhammad saw. menemui Anas bin Malik yang sedang menonton sekumpulan anak-anak. Beliau hanya memegang tengkuk Anas bin Malik dan mengulang kembali perintahnya, namun tidak memarahinya. Lain kisah, tidak sedikit orang tua emosi ketika terganggu dengan kehadiran anak-anak saat sedang menyelesaikan suatu urusan. Sementara itu, Nabi Muhammad saw. menyambut hangat Hasan-Husein meski sedang berbincang dengan para sahabat.

Begitu pula ketika kita bingung saat hendak melaksanakan shalat tetapi anak tidak ada yang menjaga. Lagi-lagi, Nabi Muhammad saw. sudah mencontohkan bagaimana beliau tetap bisa melaksanakan shalatnya dengan cara memanjangkan sujudnya kala cucunya menaiki punggungnya. Tidak ada masalah dengan itu. Shalat sambil menggendong anak dan kemudian meletakkannya saat sujud tidak membatalkan ibadah wajib tersebut.

Nabi Muhammad saw. tidak hanya memberikan pola pendidikan yang benar. Lebih dari itu, beliau memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan keluarga semakin mudah dan berkah, jika kita bisa menyelami 24 Jam Bersama Rasulullah saw. Semua itu disajikan secara lengkap dan menarik di buku MUMTASZ: Muhammad Teladan Sepanjang Zaman yang diterbitkan oleh Syaamil Books dan didistribusikan oleh Sygma Daya Insani (SDI).[]

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x